TafsirSurah An Nasr Ayat 1-6 merupakan surat yang termasuk dalam himpunan surah-surah makiyah. Surah ini terletak pada urutan ke 110 menurut susunan mushaf Usmani. Sebelumnya merupakan surat al Kafirun yang juga termasuk dalam surah-surah makiyah. Tafsir Surah An Nasr 1-6 ini berisi tentang infomasi kemenangan Nabi Muhammad saw merebut Mekah. Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia. Baca ayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia Kerja Sama; Donasi; Paling Sering Dicari. 1 Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 5 dalil+kitab+injil 6 Ad Dzariyat ayat 1 7 dalil+kitab+zabur 8 Surat TafsirAl-Quran Surat An-Nas Ayat 1-6 - Ibnu Katsir. AN-NAS (manusia) adalah surat ke-114 atau surat terakhir dalam Mushaf Al-Quran. Dturunkan di Makkah (Surat Makkiyah), surat ini terdiri dari 6 ayat. Surat ini menegaskan tiga sifat Allah:Rububiyah (Pemelihara),Ilahiyah (Tuhan Yang Wajib Disembah), danMulkiyah (Raja atau Penguasa Alam Semesta Fast Money. Berlindung kepada Allah dari Godaan Setan Jin & Manusia. Tafsir Al-Quran Surat An-Nas Ayat 1-6 - Ibnu KatsirAN-NAS manusia adalah surat ke-114 atau surat terakhir dalam Mushaf Al-Quran. Dturunkan di Makkah Surat Makkiyah, surat ini terdiri dari 6 ini menegaskan tiga sifat AllahRububiyah Pemelihara,Ilahiyah Tuhan Yang Wajib Disembah, danMulkiyah Raja atau Penguasa Alam Semesta. Karenanya, mintalah perlindungan dari godaan dan kejahatan setan berbentuk jin dan manusia hanya kepada Allah Ibnu Katsir QS An-Nas1-6Berikut ini terjemahan lengkap Tafsir Ibnu Katsir QS An-Nas1-6Katakanlah “Aku berlindung kepada Rabb yang memelihara dan menguasai manusia. 1. Raja manusia 2. Tuhan manusia 3. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa bersembunyi 4. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia 5. Dari golongan jin dan manusia.” 6 INILAH tiga dari sifat-sifat Rabb Azza wa Jalla, yaitu Rububiyyah, Raja, dan Ilahiyyah. Di mana Dia adalah pemelihara segala sesuatu sekaligus sebagai Raja dan demikian, segala sesuatu yang ada ini adalah makhluk ciptaan-Nya, hamba sekaligus abdi-Nya. Oleh karena ini Dia memerintahkan kepada semua yang hendak memohon perlindungan agar berlindung kepada Dzat yang memiliki tiga sifat di atas, dari kejahatan syaitan khannas, yaitu syaitan yang ditugaskan untuk menggoda manusia, karena tidak ada seorang pun keturunan Adam melainkan dia memiliki satu teman yang akan senantiasa menjadikan segala perbuatan keji itu indah dipandang dan dia tidak akan mengenal kata lelah dalam menjalankannya. Dan orang yang terlindungi adalah orang yang mendapat perlindungan ditegaskan di dalam hadits shahih bahwasanya “Tidak seorang pun di antara kalian melainkan telah diutus kepadanya pendampingnya.” Para sahabat bertanya “Termasuk juga engkau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menyikapinya sehingga ia masuk Islam, karenanya dia tidak menyuruhku kecuali hal yang baik-baik.” HR. Muslim, kitab Shifatul Qiyamah. Dan Imam Ahmad di dalam Musnadnya I/385.Dan ditegaskan pula dalam kitabash-shahihain, dari Anas tentang kisah kunjungan yang dilakukan oleh Shafiyyah kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yang ketika itu beliau tengah ber’itikaf. Juga kepergian beliau bersamanya pada malam hari untuk mengantarnya pulang. Kemudian beliau berpapasan dengan dua orang laki-laki dari kaum melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, keduanya mempercepat jalannya, maka Rasulullah bersabda “Berjalanlah seperti biasa, karena sesungguhya dia adalah Shafiyyah binti Huyay.” Kemudian keduanya berkata “Mahasuci Allah, wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda “Sesungguhnya syaitan itu mengalir dalam tubuh anak Adam seperti aliran darah. Dan sesungguhnya aku khawatir dia akan memasukkan sesuatu ke dalam hati kalian berdua atau beliau mengatakan “kejahatan.” Imam Ahmad meriwayatkan, Muhammad bin Ja’far memberitahu kami, dari orang yang pernah membonceng Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata “Keledai Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah terpeleset, lalu kukatakan “Celaka syaitan.” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Janganlah engkau mengatakan “Celakalah syaitan”, karena sesungguhnya jika engkau mengatakannya, niscaya dia akan merasa bertambah besar dan mengatakan “Dengan kekuatanku aku menjatuhkannya.” Dan jika engkau mengucapkan “Bismillah Dengan menyebut Nama Allah”, niscaya dia akan bertambah kecil sehingga dia menjadi seperti lalat.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad seorang diri, dengan sanad yang jayyid dan kuat. Dan di dalamnya terkandung dalil yang menunjukkan bahwa hati jika berdzikir kepada Allah niscaya syaitan akan bertambah kecil dan kalah. Dan jika tidak berdzikir kepada Allah, niscaya syaitan akan merasa bertambah besar dan menang.Mengenai firman Allah Ta’ala “Syaitan yang biasa bersembunyi,” Sa’id bin Jubair mengatakan dari Ibnu Abbas “Yaitu syaitan yag selalu bercokol di dalam hati manusia, di mana jika manusia lengah dan lalai, maka dia akan memberikan bisikan, dan jika manusia berdzikir kepada Allah maka syaitan itu akan bersembunyi.”Firman Allah Ta’ala “Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.” Apakah yang demikian itu khusus pada anak Adam saja sebagaimana yang tampak pada lahiriahnya, ataukah mencakup anak Adam dan juga jin? Mengenai hal tersebut terdapat dua pendapat. Di mana mereka semua telah masuk ke dalam lafazh an-naas. Ibnu Jarir mengatakan “Dan tidak jarang jin laki-laki dipekerjakan oleh manusia. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang aneh jika jin-jin itu disebut dengan sebutan an-naas manusia.”Firman Allah Ta’ala “Dari jin dan manusia.”.Apakah yang demikian itu sebagai penjelas bagi firman Allah Ta’ala “Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.” Kemudian Dia memperjelas mereka, di mana Dia berfirman “Dari jin dan manusia.” Yang demikian itu memperkuat pendapat juga yang berpendapat bahwa firman-Nya “Dari jin dan manusia.” Sebagai tafsiran bagi pihak yang selalu member bisikan ke dalam dada manusia yang terdiri dari syaitan, manusia, dan jin. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia.” QS. Al-An’aam 112.Imam Ahmad meriwayatkan, Waki’ memberitahu kami dari Ibnu Abbas, dia berkata “Ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam seraya berkata “Wahai Rasulullah, sesungguhnya telah terbersit di dalam diriku sesuatu, di mana jatuh dari langit aku suka daripada harus membicarakannya.” Lebih lanjut, dia menceritakan “Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah yang telah mengembalikan tipu dayanya kepada godaan.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa’i.*Demikian Ibnu Katsir. Semoga dengan memahami Tafsir QS An-Nas ini, kita senantiasa hanya berlindung kepada Allah SWT, menyadari adanya godaan, bisikan, dan tipu-daya setan, serta menyadari bahwa setan pembisik kejahatan itu ada dua golongan dari kalangan jin dan kalangan manusia. Amin...!Sumber Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb manusia Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti'adzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka. [[114 ~ AN-NAS MANUSIA Pendahuluan Makkiyyah, 6 ayat ~ Dalam surat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk kembali dan berlindung kepada-Nya dalam mencegah kejahatan yang besar, yang tidak terlihat oleh kebanyakan manusia. Sebab, kejahatan tersebut datang kepada mereka dari hawa nafsunya sehingga mereka terjerumus dalam apa yang dilarang. Itulah kejahatan bisikan setan yang tersembunyi dari penglihatan mata, atau yang terlihat dan tersembunyi dalam tipu muslihat.]] Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan manusia, dan pengatur segala urusannya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021812 Link sumber Surah yang mulia ini mengandung permintaan perlindungan kepada Allah Tuhan manusia, Penguasa mereka dan Sembahan mereka dari setan yang merupakan sumber keburukan, dimana di antara fitnah dan keburukannya adalah suka membisikkan kejahatan dalam diri manusia, ia perbagus sesuatu yang buruk kepada manusia, dan memperburuk sesuatu yang sebenarnya baik, ia mendorong manusia mengerjakan keburukan dan melemahkan manusia mengerjakan kebaikan. - Surat An Nas adalah surat ke-114 di dalam kitab suci Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari 6 ayat dan memiliki arti manusia. Dikutip dari Quran Kemenag, dalam surat An Nas, Allah menjelaskan tentang sifat setan yang suka menggoda manusia. Bisikan setan ditiupkan ke dalam dada manusia dan dapat menggunakan wujud jin maupun manusia. Allah memerintahkan manusia untuk selalu mengingat Allah dan memohon perlindungan dari bisikan setan. Bisikan setan itu sangat kuat dan jika manusia mendengarkannya, maka ia sulit untuk menolak berbuat maksiat. Namun, setan akan mundur setiap kali manusia mengingat Allah. Selengkapnya, simak bacaan surat An Nas berikut ini. Baca juga Bacaan Surat Yasin Ayat 1-83 dalam Tulisan Arab, Latin, serta Artinya Berikut ini bacaan surat An Nas ayat 1-6, dikutip dari بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bismillahirrahmannirrahiim. Artinya Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ - ١ 1. Qul a'ụżu birabbin-nās

tafsir surat an nas ayat 1 6